Laman

Sabtu, 11 Agustus 2012

BUBU PINTUR UDANG DAN KEPITING

Gambar 1. Metode Pengoperasian Pintur Sistem
Tunggal dengan Tiang Pancang (Martasuganda. S 2003)
Salah satu alat tangkap yang dipakai untuk menangkap kepiting dan udang di perairan pantai adalah alat tangkap yang disebut dengan bubu pintur atau di Sulawesi dikenal dengan sebutan bubu rakkang. Alat tangkap ini umumnya memakai rangka dari bambu meskipun ada juga yang memakai besi sebagai rangkanya. Bahan jaring yang digunakan umumnya memakai potongan jaring bekas atau potongan dari jaring yang sudah tidak dipakai lagi, oleh karena itu tidak ada spesifikasi khusus untuk membuatnya. Potongan jaring yang biasanya dipakai adalah potongan bekas pembuatan jaring insang.
Jenis penangkapan dengan menggunakan bubu pintur dapat dilakukan sebagai mata pencaharian sambilan atau sebagai mata pencaharian utama. Sebagai gambaran, di bawah ini dijelaskan mengenai konstruksi, metode operasi, umpan yang dapat dipakai, musim penangkapan dan daerah penangkapan dari pintur yang mungkin dapat dijadikan sebagai acuan sebelum melakukan penangkapan dengan bubu pintur.
Konstruksi
Konstruksi pintur terdiri dari rangka dan badan jaring, rangka terbuat dari bambu atau besi behel dengan diameter antara 4 - 10 mm, sedangkan nomor jaring memakai nomor 210D/6-12 dengan mesh size berkisar aritara 2.5-6.76 cm. Umpan diletakan di tengah-tengah pintur dengan cara diikatkan pada salah satu rnata jaringnya. Untuk Pintur tunggal ada juga yang dilengkapi dengan bambu yang panjangnya antara 1-2 m sebagai tiang pancang pada waktu pintur dioperasikan. Untuk pintur yang tidak memakai pancang biasanya memakai tali yang dilengkapi dengan pelampung sebagai tanda keberadaan pintur di perairan. Tali pelampung memakai tali yang berdiameter 0.3 mm, sedangkan pelampungnya ada yang memakai potongan bambu, karet bekas sandal, bekas botol aqua atau benda lainnya yang dapat dijadikan sebagai pelampung.

Metode operasi
Alat tangkap ini sifatnya pasif, dipasang menetap di tempat yang diperkirakan akan dilewati oleh kepiting atau udang. Supaya kepiting atau udang mau memasuki pintur, di tengah-tengah pintur diletakan umpan dengan cara diikatkan pada salah satu mata jaringnya. Pengoperasian pintur dapat dioperasikan secara tunggal dengan cara dipancangkan di perairan atau diset menetap dengan diberi pelampung tanda atau ada juga yang dioperasikan secara beruntai. Dalam satu kali operasi dapat dipasang mulai dari satu buah atau dipasang dalam jumlah banyak. Pintur biasanya dipasang di pagi hari, siang hari atau sore hari tergantung nelayan yang mengoperasikannya. Lama perendaman bervariasi mulai dan 2-3 jam sampai 12 jam. Operasi penangkapan semuanya dilakukan secara manual baik tanpa perahu, dengan sampan atau memakai perahu motor tempel.

Alat bantu penangkapan
Alat bantu penangkapan dapat memakai gardan yang dapat dibuat dari bambu, kayu atau besi.

Jenis hasil tangkapan
Jenis-jenis udang dan jenis-jenis kepiting

Perahu dan nelayan
Pengoperasiannya ada yang tanpa mengunakan perahu, ada yang memakai sampan dan ada juga yang memakai perahu motor tempel. Nelayan bubu pintur adalah nelayan tradisional yang hanya mengoperasikan bubu pintur sebagai pekerjaan utama atau nelayan alat tangkap lain yang mengoperasikan bubu pintur sebagai pekerjaan sambilan.

Umpan
Umpan yang dipakai tidak menentu, biasanya memakai ikan apa saja atau potongan daging ikan yang tersedia pada saat pintur akan dioperasikan.

Musim penangkapan
Musim penangkapan umumnya dilakukan sepanjang tahun.

Daerah penangkapan
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat untuk pengoperasian pintur ialah perairan pantai yang dangkal yang banyak dihuni udang dan kepiting. Kedalaman perairan mulai dari yang kedalaman 1-10 m.

Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap setelah dipergunakan sebaiknya dibersihkan, yang rusak diperbaiki atau diganti dengan yang baru.

Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan bubu, untuk rangka yang mempergunakan besi, bisa dibeli di toko material, dan untuk jaring bisa dibeli di toko jaring.

Kisaran harga satuan peralatan
Perahu tanpa motor / perahu motor tempel Rp. 2.000.000,- s/d Rp.5.000.000,-. Satu buah Bubu dan tali temali Rp. 2.500,- s/d Rp. 5.000,-


www.kp3k.kkp.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar