Janganlah kau menganggap mengenal Allah itu adalah suatu sosok yang Ghaib / Dzahir,, walau dia menamakan dirinya Al Bathin dan Dzohir,, seperti yang ku ungkap Yang Mencipta ghoib beda dengan Maha Ghoib,, yang menciptakan Dzahir beda dengan Maha Dzahir,,
Fahami dulu makna "beragama" agar tidak salah persepsi,, agama yang di maksud adalah Dienullah,, "Aturan Allah" adalah suatu sistem / tatanan dimana segala sesuatunya harus sesuai "ketentuan yang telah Dia berikan pada "utusan Nya" bernama Muhammad,, siapa Muhammad?? ialah Bapa segala Makhluk,, Dialah Nur yang pertama Allah jadikan ,, kemudian setelah nya jadilah makhluk2 lainya,, termasuk nama Allah sendiri sebenarnya berasal dari Nur tersebut,, sampai disini jangan bingung,, mengapa karena sebenarnya Tuhan Semesta Alam tidak membutuhkan nama sekalipun,, namun ketika ada yang diciptakan Allah butuh Nama agar yang di Ciptakan dapat memahami hakikat dirinya adalah makhluk yang Dia ciptakan,,
Fahami dulu makna "beragama" agar tidak salah persepsi,, agama yang di maksud adalah Dienullah,, "Aturan Allah" adalah suatu sistem / tatanan dimana segala sesuatunya harus sesuai "ketentuan yang telah Dia berikan pada "utusan Nya" bernama Muhammad,, siapa Muhammad?? ialah Bapa segala Makhluk,, Dialah Nur yang pertama Allah jadikan ,, kemudian setelah nya jadilah makhluk2 lainya,, termasuk nama Allah sendiri sebenarnya berasal dari Nur tersebut,, sampai disini jangan bingung,, mengapa karena sebenarnya Tuhan Semesta Alam tidak membutuhkan nama sekalipun,, namun ketika ada yang diciptakan Allah butuh Nama agar yang di Ciptakan dapat memahami hakikat dirinya adalah makhluk yang Dia ciptakan,,
Ini masuk dalam "sirrullah" Rahasia Allah ada dalam diri Manusia,,
Jadi untuk dapat mengikuti Aturan Robbul Alamin haruslah mengetahui/mengenal Allah dahulu,,
Ketahuilah pertama2 harus kenali / fahami Asma Nya dulu,, Allah untuk memahami Asma ini Allah memudahkan dengan menegaskan bahwa Dia itu memiliki banyak nama yang baik sebagai perwujudan sifatnya,, jadi untuk kenal nama yang satu Allah maka fahamilah asmaul husna itu bukan sekedar nama melainkan perwujudan sifat Nya,, maka untuk mengenalNya melalui sifatNya Allah Maha Pengasih dan Penyayang,, maka belajarlah pengasih dan penyayang pada sesama,,
Sampai disini adalah ranah "sifatullah",,
Setelah kenal Asma ini barulah setingkat lebih Tinggi adalah dzat ,, dan jelas utk ranah dzat dia tegaskan "laesa kamislihi syai'un" maknanya tak dapat di bayangkan / diperumpamakan TITIK,, untuk memahami ini bukan ranah mengenal sifat dan asma,, yang bernama belum tentu sama dengan "Pemilik nama",, oleh karenanya ada ungkapan "la sautin wala harfun",, jadi untuk memahami dzat butuh Mengenali ke"qodim"an Nya,, dalam ayat kursi di katakan "Dia tak pernah tertidur bukan?? Dan dalam keterangan lain ada keterangan Dia tidak membutuhkan "apapun" termasuk makan dan minum",, dan jelas maknanya bukan dengan "kata dan suara",, namun dengan mencoba berlatih memahami dzatNya tersebut dengan melakukan hal2 sesuai DzatNya tadi,, ini masuklah dalam "Dzatullah",,
Kemudian setelah itu maka ketahuilah bahwa dari asma sifat dan Dzat itu termanifestasi dalam "af'al" yaitu Kejadian / perbuatan,, dan lihatlah / perhatikanlah bahwa manusia adalah "kejadian/perbuatan Allah yang paling menakjubkan,,,
Sampai sini semoga di fahami,, makna di atas sesungguhnya kita sedang di latih agar dapat "bersyahadat" menyaksikan,, dan saya porno pornoan saja,, jika ada yang menganggap Allah Ghoib atau dzahir saya sarankan "pertimbangkanlah baik baik" anda ingin Selamat atau Tersesat??
Padahal tidak mungkin Allah terhijab karena dia sudah sangat "Nyata" apanya yang Nyata WujudNya ,, AdaNya,, yaitu suatu EKSISTENSI ,, Allahu Ahad / ESA / KESATUAN / Maha Meliputi segala Sesuatu,,
Jadi jika awalnya anda mau kenal Allah berupa nama ya raihlah nama itu dengan asma sifatNya,, jika mau mengenal Dzat Nya ,, ya fahamilah DzatNya bukan merupakan yang berbentuk dan tidak membutuhkan apapun,, latihlah agar dapat memahami "la sautin wala harfun",,
Dan dalam Af'al adalah sudah tahap Final maknanya adalah benar menyaksikan / menyatakan dengan diri dzahir dan bathin bahwa Allah memang Nyata,,
Namun untuk sampai kesana ternyata sebelumnya harus membongkar diri sendiri dulu,, harus kenali diri sendiri dulu kembali lagi jadi kediri sendiri,, dengan sesuai keterangan "siapa kenal dirinya maka kenal Tuhanya,, saya bahas kesempatan lain ya,, sampai disini semoga dapat di fahami jika puyeng ya wajar saja,, wong yang nulis orang "puyeng",,
http://quancons.blogspot.com/search/label/sufi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar